Monday, April 30, 2012

KH.Cholil Ridwan : Bangsa Ini Dipimpin Yang Bermazhab Cuekisme

BEKASI_DAKATACOM : Kita bangga dengan sebutan mayoritas muslim tapi membiarkan negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang berperilaku jahiliyah, dengan mazhab cuekisme. Bahkan, lebih cuek dan lebih jahil dari zaman jahiliyah Arab.

Saya katakan lebih jahil dari zaman jahiliyah Arab karena dimasa itu tak ada ditemukan cerita anak-anak memperkosan kambing ramai-ramai di siang hari dan ditengah lapangan. Tapi di Indonesia hal itu benar-benar terjadi.

Dizaman Jahiliah Arab Badui sekalipun tak ditemukan cerita ada orang yang memperkosa nenek nenek. Tapi di Indonesia, cerita sepereti itu sering kita dengar diberitakan di TV.

Kita juga tidak mendapati cerita pada zaman jahiliyah Arab, para pemuda pesta minuman keras hingga tewas. Tapi di Indonesia cerita itu sudah beruangkali terjadi.

Kalau cerita itu terjadi di Samosir masih masuk akal karena disama tidak diharamkana minuman keras.Tapi ini kejadiannya di Indramayu yang penduduknya mayoritas muslim yang mengharamkan minuman keras.

Kemaksiatan terus saja berlangsung secara masif. Seorang bapak memperkosa anaknya hingga melahir. Sang bapakpun merasa bangga sambil mengatakan ‘anakku adalah cucuku’

Gambaran itu menunjukkan bahwa moral bangsa ini benar-benar sudah rusak. Karena kita telah menganut mazhab Cuekisme. Membiarkan apa yang terjadi disekitar kita. Termasuk perbuatan maksiat.

Ungkapan kegelisahan itu disampaikan, Ketua Majilis Ulama Indonesia (MUI) pusat, KH. Colil Ridwan, dalam taklim bulanan Radio Dakta yang berlangsung di Griya Agussalim 77 Bekasi Timur Ahad (29/4/12).

Rusaknya moral bangsa ini kata Cholil Ridwan tidak bisa dilepaskan dari kecelakaan sejarah dengan menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta yaitu; kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
Penghapusan tujuh kata itu menurut ceritanya adalah atas desak seorang Nasrani yang meminta agar kalimat kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya harus dihapus. Jika tidaka, mereka akan merdeka sendiri. “Ini namanya tirani minoritas” kata Cholil Ridwan.

Nah sekarang sudah kita rasakan apa akibat dari penghapusan tujuh kata dari Piagam Jakarta itu. Bangsa ini menjadi bangsa yang rusak lebih rusah dari zaman jahiliyah.

Karena Indonesia tidak diatur dengan syariat Islam, maka bangsa ini terus diserang dan dicekokin dengan pemikiran-pemikiran kapitalieme, pluralisme, dan liberalisme.

Negara inipun tak lagi menggunakan hukum Allah. Dan kita telah mengkhianati kalimat “Dengan Rahmat Allah SWT” yang tercantum dalam pembukaan Undang _Undang Dasar 1945, papar Cholil Ridwan.

Akibatnya, banyak yang masuk pemikiran yang nyeleneh seperti munculnya Rancangan Undang- Undang Keadilan dan Kesetaraan Gender yang lebih populer di sebagai RUU KKG.

RUU KKG ini tidak hanya bertentangan dengan undang undang tapi juga dengan syariat Islam. Sehingga sangat tak layak untuk dibahas di di DPR apalagi untuk disyahkan menjadi undang-undang.

Sebab jika RUU KKG ini disyahkan, jangan kaget kalau tiba-tiba muncul di Indonesia shalat jum’at dengan iman dan khatibnya perempuan sedang makumnya adalah laki-laki. Atau akan terjadi pernikahan sesama jenis, papar Cholil Ridwan. (Inas).

Sumber :
http://www.dakta.com/berita/nasional/22943/kh-cholil-ridwan-bangsa-ini-dipimpin-yang-bermazhab-cuekisme.html/

Memimpin negara emang sulit, tidak semua pihak bisa puas dengan pemimpinnya
Source :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14216797&goto=newpost

No comments:

Post a Comment